Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, tak bisa berleha-leha meskipun 'hanya' bertemu Ajax Amsterdam di perempat final Liga Champions. Apalagi setelah skuat besutan Erik ten Hag tersebut sukses melewati hadangan sang juara bertahan, Real Madrid.
Baru-baru ini, Bianconeri mencuri perhatian publik setelah sukses mengandaskan perlawanan Atletico Madrid pada leg kedua 16 besar dengan skor telak 3-0. Padahal sebelumnya, mereka sempat diragukan lolos lantaran menelan kekalahan 0-2 pada pertemuan pertama.
'Comeback' itu juga dilakukan oleh Ajax saat bertemu Madrid di fase yang sama. Setelah sempat kalah 1-2 pada leg pertama, Matthijs De Ligt dkk akhirnya dipastikan melaju usai menang pada pertemuan kedua dengan skor telak 4-1.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Meremehkan Ajax? Salah Besar
Meskipun berhasil mengalahkan Madrid dengan cara yang epik, namun fakta bahwa materi skuatnya tidak lebih baik dari Juventus membuat Ajax kembali menjadi underdog. Apalagi Bianconeri juga memiliki salah satu pemain terbaik dunia, Cristiano Ronaldo.
Namun Allegri tetap tak bisa menanggalkan kewaspadaannya. Di mata pelatih berumur 51 tahun tersebut, Ajax tetaplah tim yang berbahaya sehingga timnya akan kerepotan jika menganggap dirinya sudah dipastikan melaju ke semi-final.
"Tak ada gunanya orang-orang berkata bahwa Ajax bukan tandingan Juventus, sebab mereka berhasil menyingkirkan Real Madrid, punya banyak talenta dan pastinya sulit untuk dihadapi di kandangnya," tutur Allegri seperti yang dikutip dari Football Italia.
"Ini akan menjadi laga yang berbeda saat menghadapi Atletico dan bakalan menjadi kesalahan besar jika kami sudah berpikir soal semi-final," lanjutnya.
Soal Taktik Kontra Atletico
Allegri mendapatkan banyak pujian berkat taktiknya dalam laga kontra Atletico, yang membuat skuat asuhan Diego Simeone itu terkurung sepanjang 90 menit. Caranya memainkan Leonardo Spinazzola, Joao Cancelo, dan Emre Can menjadi pusat perhatian.
Banyak yang memprediksi bahwa skema tersebut akan menjadi tumpuan utama Juventus pada musim depan nanti. Namun Allegri sendiri masih skeptis, sebab taktik tersebut akan tampak berbeda jika pemain dengan karakteristik berbeda diturunkan.
"Itu tergantung pada karakteristik pemain. Saya melakukan hal yang sama di Madrid, tapi bedanya adalah kami memiliki De Sciglio di kanan, yang kurang menyerang dibandingkan Cancelo," tambahnya.
"Paulo Dybala tak memiliki karakteristik yang sama dengan Federico Bernardeschi. Rodrigo Bentancur menjadi gelandang ketiga. Kami hanya mengganti aktornya, tapi naskah umumnya tetap sama. Kami membuat film yang buruk saat di Madrid," tandasnya.
Sumber Artikel